info main bola – Talenta seorang Luka Modric sudah terdeteksi sejak dirinya memperkuat Tottenham beberapa tahun yang lalu. Namun, gelandang asal Kroasia tersebut berhasil mencapai masa-masa kejayaannya saat membela Real Madrid.
Di klub itulah, Modric berhasil merasakan status juara bertahan Liga Champions sebanyak tiga kali berturut-turut. Bukan cuma itu, ia juga berhasil merasakan sengitnya laga final Piala Dunia 2018 saat masih berstatus sebagai pemain Los Merengues.
Puncaknya adalah saat dirinya mampu memutus dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo dalam pagelaran Ballon d’Or. Untuk pertama kalinya dalam satu dekade, trofi tersebut diberikan kepada pemain selain Ronaldo dan Messi.
Hidup memang penuh dengan pilihan. Modric mungkin takkan merasakan kesuksesan seperti yang sekarang jika dia memilih bergabung dengan Chelsea pada tahun 2011 lalu.
Kisah Pertemuan Modrid dengan Abramovich
Kisah ini bermula saat dirinya mendapatkan panggilan untuk bertatap muka dengan pemilik Chelsea, Roman Abramovich. Tempatnya tidak main-main, yakni di atas kapal pesiar mewah yang dikawal oleh banyak orang.
Pada pertemuan itu, Abramovich secara terbuka menyatakan keinginannya untuk membawa Modric ke Stamford Bridge. Modric kemudian merasa kalau Abramovic memiliki aura yang misterius.
“Sekitar 20 orang, yang nampaknya bagian dari pengawal, bertemu kami di kapal. Semuanya berlangsung cepat dan terorganisir; begitu kami nyaman di salah satu geladak yang mewah, Abramovich muncul,” tulisnya dalam buku bertajuk Luka Modric: My Autobiography.
“Selama pertemuan kami di Cote d’Azur, dia memberikan kesan yang santai, agak misterius. Dia tidak bertele-tele dan langsung berkata: ‘Kami tahu anda pemain berkualitas. Saya ingin anda bergabung dengan Chelsea,” lanjutnya.
Terpaksa Bertahan di Tottenham
Pada saat itu, Modric sudah menetapkan hati ingin hengkang dari Tottenham. Alasannya adalah karena dirinya mau berjuang meraih gelar. Sayangnya, keinginan tersebut tidak disambut dengan baik oleh Daniel Levy selaku pemilik Spurs.
Chelsea sudah melontarkan tawaran kepada Spurs untuk merekrut Modric, yang kemudian ditolak mentah-mentah. Dengan terpaksa, sang pemain harus bertahan di Tottenham.
“Saya tiba di London sebelum latihan pra-musim dan berbicara dengan pemimpin. Tidak ada kata-kata kasar ataupun umpatan seperti yang media katakan, tapi obrolannya berjalan dengan intens,” tambahnya.
“Dia menegur saya karena menyatakan secara terbuka bahwa saya ingin pergi dan mengulangi bahwa Tottenham tidak punya niatan untuk menjual saya dengan harga berapapun.”