info main bola – Manchester United pernah membuat kejutan besar pada tahun 2012 silam. Klub raksasa Inggris tersebut berhasil merebut Robin Van Persie dari salah satu rivalnya, yakni Arsenal.
Sebelum berlabuh di Old Trafford, Van Persie merupakan idola untuk fans Arsenal. Ia merupakan salah satu sosok yang setia karena telah membela the Gunners sejak tahun 2004. Atas kesetiaan serta kontribusinya, Van Persie pun dijadikan sebagai kapten tim.
Namun rasa cinta fans Arsenal terhadap Van Persie runtuh seketika di tahun 2012. Semuanya bermula saat pria asal Belanda itu sepakat untuk bergabung dengan klub Inggris lainnya, Manchester United.
Ia hanya bertahan selama tiga musim saja. Kendati demikian, Van Persie sempat memberikan kontribusi besar berwujud 48 gol dari 86 penampilan serta trofi Premier League yang juga menjadi kado perpisahan untuk Sir Alex Ferguson.
Pembelian yang Jenius
Adalah Sir Alex Ferguson yang memegang peran kunci atas kedatangan Van Persie di Old Trafford. Saking handalnya Sir Alex Ferguson, skuat Manchester United pun terkesima dengan keberhasilan itu.
Mantan penggawa the Red Devils, Jonny Evans, tahu persis bagaimana situasi ruang ganti saat transfer Van Persie ke Old Trafford rampung. “Semuanya terkejut,” ucap Evans kepada The Guardian.
“Itu adalah pembelian yang sangat jenius, bisa mendapatkan seseorang dari salah satu rival klub anda, di mana dia sudah bertahan lama,” lanjutnya.
Ketika Menghadapi Chelsea…
Keputusan Manchester United mendatangkan Van Persie sudah tepat. Ia menjadi sosok penting di momen-momen yang krusial. Contohnya kala the Red Devils berhadapan dengan Chelsea di pentas Premier League.
Ia menyumbangkan gol pada menit ke-12. Namun momen terbaiknya adalah kala dia mengirim bek Chelsea, Branislav Ivanovic, ke ruang ganti terlebih dahulu karena kartu merah.
“Ada momen di mana Robin berhasil mengejar semua orang dan mencoba melakukan operan berbalik dengan kaki kanan, menuju arah Ashley [Young]. Branislav Ivanovic mendapatkan kartu merah karena jadi pemain terakhir [kala melanggar},” tambahnya.
“Bisa menjalankan rencana seperti ini membuat Robin jadi impian bagi pelatih. Ada momen lainnya juga. Golnya saat melawan Arsenal pada laga pertama melawan mereka di Old Trafford – dia melakukannya dengan kaki kanan [yang lebih lemah], dan anda berpikir: ‘orang ini memang bisa mencetak gol,” pungkasnya.