INFOMAINBOLA – Zinedine Zidane kerap membuat keputusan-keputusan ekstrem dalam meramu taktik Real Madrid. Musim ini, salah satu keputusan penting Zidane adalah memisahkan Luka Modric dengan Toni Kroos.
Dua gelandang ini sangat penting bagi Los Blancos, khususnya dalam masa-masa kejayaan beberapa tahun lalu. Modric lebih jago merancang serangan, Kroos adalah otak permainan Madrid secara keseluruhan dengan ritme umpannya.
Keduanya nyaris tidak tergantikan, dilengkapi dengan Casemiro sebagai gelandang bertahan. Kombinasi ini terbukti manjur dan berhasil membantu Madrid meraih banyak trofi.
Kendati demikian, catatan itu menurun drastis musim ini. Modric dan Kroos jarang main bersama, mengapa?
Gantian Main
Dikutip dari Marca, dalam enam pertandingan terakhir, Modric dan Kroos hanya satu kali jadi starter bersama. Singkatnya, ketika Zidane memainkan salah satu dari mereka, yang lainnya harus beristirahat.
Kontra Barcelona, Celta Vigo, dan Real Sociedad, Kroos dimainkan sebagai starter tapi Modric dicadangkan. Kontra Manchester City dan Osasuna, Modric jadi starter tapi Kroos dicadangkan.
Lalu, pada El Derbi Madrileno lalu, ketika Zidane menurunkan lima gelandang sebagai starter dan tidak suka apa yang dia saksikan di babak pertama, Isco dan Kroos harus meninggalkan lapangan lebih cepat, yang menyisakan Modric, Casemiro, dan Fede Valverde di sisa pertandingan.
Hanya Rotasi?
Memang sebagian keputusan-keputusan Zidane ini didorong kebutuhan untuk merotasi skuad, tapi sebenarnya tidak hanya itu. Zidane memang menyiapkan tim dengan sangat detail, pemain yang turun harus sesuai taktik.
Sebut saja keputusan mencadangkan Kroos ketika Madrid dikalahkan Man City, atau keputusan mencadangkan Modric pada kemenangan atas Barcelona.
Jelas ada alasan taktik di balik keputusan-keputusan tersebut. Mungkin karena perkembangan signifikan Valverde dan Isco.
Dahulu, duet Casemiro-Kroos-Modric berhasil mempersembahkan tiga trofi LIga Champions beruntun. Sekarang trio itu mulai dipisahkan.