Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 seperti Liverpool: Tanpa Target Man, Canggih di Tengah, Sayap pun Lincah

Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 seperti Liverpool: Tanpa Target Man, Canggih di Tengah, Sayap pun Lincah
Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 seperti Liverpool: Tanpa Target Man, Canggih di Tengah, Sayap pun Lincah

 

Infomainbola – Menarik melihat komposisi pemain Timnas Indonesia pada Piala AFF 2020. Jika dikomparasi secara gaya bermain individu, skuad besutan ini mirip dengan Liverpool.

Piala AFF 2020 menjadi edisi kesekian buat Timnas Indonesia memutus label ‘raja runner-up’. Tidak heran, mengikuti ‘Piala Dunia ASEAN’ sejak 1996, prestasi terbaik Merah Putih hanyalah finis di posisi kedua.

agen dominoqq

Namun demikian, kehadiran Shin Tae-yong diharapkan mampu melengserkan cap nyelekit tersebut. Apalagi jika melihat komposisi pemain yang dibawanya, ia berani mengikutsertakan sejumlah pemain muda dan juga debutan.

Tidak ada sosok Ilija Spasojevic yang saat ini bertengger di daftar teratas top scorer BRI Liga 1, atau Osvaldo Haay yang pada SEA Games Filipina kemarin tampil begitu memesona. Pun dengan Ricky Fajrin yang sempat jadi langganan di sektor bek sayap Timnas Indonesia.

Sejumlah nama familier tetap diboyong ke Singapura. Sebut saja Evan Dimas, Asnawi Mangkualam, sampai tentu saja Egy Maulana Vikri.

Saat PSSI merilis 30 pemain Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2020, publik sempat mempertanyakan keputusan Shin Tae-yong meniadakan Spaso. Sang pelatih dengan segala pertimbangannya merasa striker Bali United itu tidak sesuai dengan skema yang diharapkannya.

Agaknya, Shin Tae-yong memang sengaja tidak membawa sosok target man sebagai juru gedor utama. Tengok saja empat striker yang dibawanya. Mungkin hanya Dedik Setiawan saja yang merupakan striker murni, yang memang bertugas sebagai finisher.

Bola.com melihat, dengan skema 4-1-4-1 yang sering dipakai Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, ada kemiripan komposisi pemain dengan Liverpool. Scroll ke bawah ya!

 

Tanpa Target Man, Lini Kedua Produktif

Sikap Shin Tae-yong memarkir Spaso beriringan dengan kebijakannya memanggil empat pemain depan untuk Timnas Indonesia. Arsitek asal Korea Selatan itu lebih percaya Ezra Walian, Kushedya Yudo, Dedik Setiawan, dan Hanis Saghara.

Keempatnya juga menjadi pilihan Shin Tae-yong ketika Timnas Indonesia melahap pemusatan latihan di Turki pada November 2021 untuk persiapan Piala AFF.

Saat Shin Tae-yong intens memoles Timnas Indonesia pada Mei 2021, sukses mendulang empat kemenangan, sekali seri, dan menelan lima kekalahan.

Dari 18 gol Timnas Indonesia dalam sepuluh partai, 16 di antaranya berasal dari lini kedua. Evan Dimas memimpin dengan empat gol, disusul Witan Sulaeman dan Ricky Kambuaya yang kompak mendulang tiga gol.

Sumbangsih dari barisan gelandang Skuad Garuda masih berlanjut setelah Egy Maulana Vikri mengemas dua gol dan Kadek Agung, Adam Alis, Ramai Rumakiek, dan Ezra Walian masing-masing mengemas satu gol.

 

Sisa dua gol Timnas Indonesia diproduksi oleh lini depan via Ezra Walian.

“Memang, masalah di setiap tim berbeda-beda. Bagi saya, striker atau pun gelandang harus sama-sama bisa cetak gol supaya tim ini menjadi kuat. Tidak ada posisi yang harus cetak gol, semua sama. Kalau mereka mengikuti arahan saya, pasti di mana pun posisi mereka, mereka bisa cetak gol,” imbuh Shin Tae-yong.

Di Liverpool, meski Jurgen Klopp memasang formasi 4-3-3, sumbangsih gol utama bukan datang dari striker utama mereka, yakni Roberto Firmino dan Divock Origi. Justru Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Diogo Jota lah yang paling rajin membobol gawang lawan.

Kondisinya mirip dengan Timnas Indonesia, di mana telah disebutkan di atas, bahwa lini kedua lebih sering mencetak gol. Ezra maupun Kushedya tidak diplot sebagai target man, melainkan sebagai pemantul saja yang diberikan tugas tambahan sebagai pembuka ruang buat Witan dan Egy.

Tidak heran jika status top scorer Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 ini niscaya bukan diperoleh empat striker tersebut.

 

 

Situs Judi QQ Online
Situs Judi QQ Online