Sepakat, Laga Liverpool Vs Atletico Diinvestigasi

LIVERPOOL, ENGLAND - MARCH 11: Angel Correa of Atletico Madrid is challenged by Jordan Henderson and Andy Robertson of Liverpool during the UEFA Champions League round of 16 second leg match between Liverpool FC and Atletico Madrid at Anfield on March 11, 2020 in Liverpool, United Kingdom. (Photo by Laurence Griffiths/Getty Images)

INFOMAINBOLA – Laga Liverpool vs Atletico Madrid menjadi perdebatan sehubungan dengan penyebaran virus corona. Kesepakatan muncul untuk menginvestigasi pertandingannya.

Liverpool sempat menjamu Atletico di Stadion Anfield, pada leg kedua 16 besar Liga Champions, 11 Maret 2020. Banyak anggapan laga itu menjadi pusat penyebaran virus corona di Inggris.

Pasalnya, sebanyak 52 ribu penonton hadir di laga tersebut. Tiga ribu di antaranya bahkan suporter Atletico, yang datang dari Spanyol, negara yang juga paling terdampak corona saat ini.

Dilansir Sky Sports, Walikota Liverpool, Steve Rotheram, sepakat akan menggelar penyelidikan independen terkait pertandingan Liverpool vs Atletico. Ia ingin mencari tahu apakah pertandingan itu seharusnya digelar atau tidak, setelah sebelumnya sempat mewacanakannya.

“Dewan Kota Liverpool, bersama mitra di Universitas Liverpool dan Universitas John Moores, sepakat untuk mengeksplorasi dampak Covid-19 dari pertandingan Atletico Madrid di Anfield pada 11 Maret,” kata juru bicara dewan.

“Tim kesehatan masyarakat Dewan Kota Liverpool, bersama mitra, saat ini sedang menilai ukuran dan ruang lingkup proyek.”

“Karena fokus kota saat ini banyak pada penanganan pandemi, belum ada skala waktu atau tanggal yang ditetapkan terkait penyelesaian pekerjaan, dan kapan akan dilaporkan,” ujarnya.’

Laga Liverpool vs Atletico menjadi pertandingan terakhir yang digelar di Inggris, di mana Liga Inggris ditunda 48 jam setelahnya. Adapun tren peningkatan kasus corona di Inggris memang menanjak usai laga tersebut.

Saat ini, Inggris menjadi salah satu negara di Eropa yang paling terdampak wabah corona.. Kini, Inggris punya 105.225 kasus, dan lebih dari 17.300 nyawa sudah melayang.