Sebut Pemain Real Madrid Atlet Biasa, Masih Ingat Keluhan Guardiola Saat Bayern Munchen Dihajar?

INFOMAINBOLA  – Rabu 29 April 2020 kemarin menandai ulang tahun keenam kemenangan sensasional Real Madrid di kandang Bayern Munchen. Saat itu, Los Blancos tampil begitu perkasa di Allianz Arena dengan kemenangan 4-0.

Madrid memasuki leg kedua semifinal Liga Champions itu dengan modal kemenangan 1-0 di Santiago Bernabeu. Pertandingan itu jelas sulit, Bayern dianggap sebagai salah satu tim terkuat di bawah Pep Guardiola.

Biar begitu, perbedaan kualitas mental kedua tim terlihat jelas. Madrid unggul lebih dahulu lewat Sergio Ramos di menit ke-16, yang menggandakannya di menit ke-20, sebelum Cristiano Ronaldo mencetak gol di menit ke-34 untuk menutup babak pertama dengan skor 3-0 untuk tim tamu.

Ronaldo lalu mencetak gol keduanya di ujung laga, yang mengunci kemenangan 4-0 untuk Madrid. Saat itu, tentu Guardiola mengeluhkan gaya bermain Madrid.

Komentar Guardiola
Pertandingan itu memang unik. Bayern unggul segalanya, dominan membawa bola, tapi justru gagal mencetak gol. Madrid, di sisi lain, memilih menunggu kesempatan serangan balik dan bisa memaksimalkannya dengan sangat baik.

Setelah pertandingan, Guardiola melontarkan komentar pedas. Dia menyindir pemain Madrid yang tidak benar-benar bermain bola, hanya sekumpulan atlet lari yang turun ke lapangan hijau.

“Mereka merupakan tim terbaik dalam serangan balik. Mereka punya kaki yang kuat. Mereka seharusnya pesepak bola, tapi pada dasarnya mereka hanyalah atlet,” ujar Guardiola dikutip dari Marca.

“Mereka merupakan klub terkaya di dunia, mereka membeli siapa pun yang mereka mau.”

Respons Ramos
Tentu kritikan pedas Guardiola itu tidak akan dibiarkan diam tak bersambut. Beberapa saat setelahnya, giliran Sergio Ramos yang buka suara. Dia justru senang mendengar Madrid disebut sebagai atlet tangguh.

“Real Madrid menerapkan strategi serangan balik yang impresif. Sunguh sanjungan luar biasa jika dia berkata kami adalah atlet,” jawab Ramos.

Komentar Guardiola tidak berarti. Musim itu Madrid mendobrak sejarah dengan meraih trofi Eropa ke-10 mereka alias La Decima. Usai mengalahkan bayern di semifinal, Madrid mewujudkan comeback impresif atas Atletico Madrid di laga pemungkas.