INFOMAINBOLA – Romelu Lukaku ingat secara persis bagaimana pelatihnya di Inter Milan, Antonio Conte, memacu kemampuannya dengan sangat keras. Ia bahkan sampai disebut sebagai sampah oleh mantan pelatih Chelsea tersebut.
Lukaku bergabung dengan Inter Milan pada bursa transfer musim panas kemarin. Penyerang berdarah Belgia tersebut direkrut dari Manchester United dengan mahar yang cukup tinggi, yakni sebesar 75 juta pounds.
Angka tersebut tidak sia-sia, sebab Lukaku menjadi salah satu penyumbang gol terbanyak di Inter musim ini. Dari 26 kali penampilannya di semua kompetisi, Lukaku mencetak 18 gol dan menyumbangkan empat assist.
Torehan ini seolah membuktikan bahwa dirinya masih tajam seperti sedia kala. Tidak seperti yang orang-orang katakan saat dirinya masih memperkuat Manchester United musim kemarin.
Disebut Sampah
Lukaku memang dikenal sebagai penyerang yang tajam sebelum musim 2018/19. Namun untuk musim ini, ia harus berterima kasih kepada Conte yang sudah memacunya untuk menjadi striker berbahaya.
Ia teringat laga fase grup Liga Champions kontra Slavia Praha. Pada waktu itu, Lukaku mengakui sedang tampil buruk dan membuat Conte marah hingga memanggilnya dengan sebutan yang menyakitkan.
“Saya ingat salah satu penampilan perdana saya kontra Slavia Praha, saat saya bermain buruk – seperti sampah – dan saya mendapatkan kata-kata itu darinya di depan seluruh tim,” ujar Lukaku kepada Sky Sports.
“Dia berkata bahwa saya sangat sampah dan dia akan menarik saya keluar setelah pertandingan berjalan lima menit kalau masih melakukannya lagi,” lanjutnya.
Lukaku Langsung Menggila
Benar saja, Lukaku langsung bertransformasi menjadi striker yang buas pada pertandingan berikutnya. Dan kebetulan saat itu Inter sedang menjalani laga penting melawan salah satu rivalnya, AC Milan.
“Itu adalah hal kecil. Kami memainkan laga derby Milan tepat setelahnya, dan saya menjalani salah satu permainan terbaik saya di musim ini,” tambah pria yang juga pernah membela Everton tersebut.
“Dia memberikan saya hal itu – dia melangkahi kepercayaan diri saya, namun juga membuat saya bangun. Ia melakukan itu kepada semuanya, tidak peduli siapapun anda. Semuanya sama.”
“Ini tidak pernah terjadi kepada saya sebelumnya. Tidak pernah terjadi. Sang pelatih, dia memberitahu anda kalau sedang bermain baik atau buruk langsung di depan wajah anda,” pungkasnya.