Info main bola – Tahukah kamu, Real Madrid dulu begitu ngotot untuk membeli Jamie Vardy. Tapi Vardy menolak, begitu juga dengan Leicester City walau berapapun harganya.
Jamie Vardy adalah mesin gol Leicester City. Dalam lima musim terakhir, jumlah golnya selalu mencapai dua digit di Liga Inggris. Musim lalu Vardy mencetak 23 gol, sebelumnya 18 gol, sebelumnya lagi 20 gol, sebelumnya lagi 13 gol, dan sebelumnya lagi 24 gol.
Walau sudah tidak berada di usia emas, Vardy tidak kendur. Fox in the box, benar-benar julukan yang tepat kepadanya.
Oh iya, musim ini saja Vardy sudah mencetak 12 gol dari 25 laga di Liga Inggris. Vardy belum habis di usia 34 tahun.
Dilansir dari Mirror, mari flashback soal kisah Jamie Vardy. Setelah mengantarkan Leicester City juara Liga Inggris, musim 2015/2016, namanya melambung di bursa transfer setelah itu.
Bahkan klub raksasa Spanyol, Real Madrid berminat merekrutnya. Vardy dinilai bisa jadi juru gedor untuk meringankan tugas Karim Benzema.
“Tidak, kami tidak akan menjual dia berapapun harganya siapapun yang berminat kepadanya,” kata Claudio Ranieri, manajer Leicester City kala itu.
“Vardy bahagia kok di sini,” lanjutnya.
Setelah Claudio Ranieri cabut dari Leicester City di tahun 2017, Jamie Vardy terus bertahan. Tiap bursa transfer, namanya selalu hangat tapi Vardy cuek bebek saja.
Vardy terus bertahan dan terus memperpanjang kontraknya di Leiciester City. Kontraknya kini, baru berakhir di tahun 2023.
Vardy pun masih jadi pilihan utama manajer Leicester sekarang, Brendan Rodgers. Vardy terus berlari mengacak-acak kotak penalti lawan.
Jamie Vardy sendiri disebut-sebut sebagai pembelian terbaik dalam sejarah Liga Inggris. Vardy diboyong dari tim League One, Fleetwood Town di tahun 2012 seharga cuma 1 juta paun atau setara Rp 19 miliar.
Namun harga segitu ditebus dengan lebih ‘mahal’. Bukan cuma Leicester pernah diantarkan sebagai juara, tapi dirinya juga sempat menembus skuad Timnas Inggris.
Jadilah, Jamie Vardy sebagai cinta bertepuk sebalah tangan buat Real Madrid. Tapi kalau dulu Vardy ke Madrid, mungkin sejarah akan berubah.
Bisa saja, Vardy merasakan titel Liga Champions. Namun bisa saja, sebaliknya malah flop.