INFOMAINBOLA – Pada pertengahan awal musim 2019/20, Olivier Giroud sudah pernah menyatakan keinginannya untuk meninggalkan Chelsea. Ternyata dirinya bersungguh-sungguh kendati sampai sekarang masih berkeliaran di sekitaran Stamford Bridge.
Kedatangan Frank Lampard yang mengisi pos kepelatihan the Blues seolah menjadi mimpi buruk bagi Giroud. Semenjak itu, porsi bermainnya jadi berkurang drastis dan dirinya pun jadi penyerang pilihan ketiga.
Lampard pada saat itu lebih mengutamakan sosok yang lebih muda dan sedang meledak, Tammy Abraham. Kebetulan juga, Giroud tidak menghasilkan performa yang diinginkan saat diberi kesempatan tampil. Jadilah dia penghangat bangku cadangan.
Giroud masih ingin tampil di ajang Piala Eropa 2020. Salah satu caranya adalah dengan memberikan performa yang apik di sisa musim bersama klub lain. Sayangnya, kepindahannya di bursa transfer musim dingin kemarin tidak kunjung terwujud.
Sudah Mengupayakan Segalanya
Semenjak Tammy cedera, Giroud mulai sering diberi kesempatan tampil oleh Lampard. Kesempatan itu tidak ia sia-siakan. Dalam kurun waktu dua pekan terakhir, ia berhasil mencetak dua gol untuk the Blues.
Salah satunya ia ciptakan saat Chelsea bertemu Everton dalam ajang Premier League hari Minggu (8/3/2020) kemarin. Andai kepindahannya dari the Blues terwujud, performa yang sama mungkin tidak akan terlihat di hadapan fans Chelsea.
“Bahkan saya sendiri sudah melihat diri saya sendiri di klub lain, jujur saja. Saya melewati enam bulan yang rumit. Itulah kenapa saya mencoba untuk pergi di bulan Januari,” ujar Giroud kepada Telefoot.
“Saya melakukan segalanya. Pada akhirnya, dengan keadaan, Chelsea tidak menginginkan saya pergi. Kondisi yang krusial untuk kepindahan saya adalah mendapatkan penggantinya,” lanjutnya.
Tinggal Perkara Pergi Saja
Tentu saja, Giroud tidak sepi peminat. Ketertarikan dari dua klub raksasa Italia, Inter Milan dan Lazio, yang sempat beredar benar adanya. Dan kepindahannya seharusnya tidak lagi jadi masalah. Semuanya sudah ada di depan mata.
“Klub yang paling tertark adalah Inter. Masalahnya adalah terlalu berlarut-larut. Pada akhirnya, dan bahkan bila Lazio ada jelang akhir dan Tottenham juga, ini bukan lagi soal ke mana saya akan pergi tapi saya bisa pergi. Tak ada yang bisa dilakukan,” tambahnya.
“Saya tahu bahwa tidak seharusnya saya membuat masalah di ruang ganti. Pertama-tama, karena itu bukan saya dan juga saya tahu ada kesempatan bagus untuk bertahan di Chelsea. Itulah mengapa saya bertahan dan profesional sampai akhir.”
“Ada dua reaksi: entah saya bersedih atau berjuang mendapatkan tempat. Itulah yang saya lakukan. Dan pelatih yang menjanjikan kesempatan bermain lebih menepati janjinya dan saya mengambil kesempatan,” pungkasnya.