Mencari Suksesor Suarez Hingga Memahami Messi, Ini 5 PR Besar Setien di Barcelona

INFOMAINBOLA -Quique Setien resmi menjadi pelatih Barcelona pada hari Selasa (14/1/2020) kemarin. Menjadi nahkoda dari sebuah klub besar tentunya tak mudah bagi semua orang, termasuk Setien yang sebelumnya menukangi Real Betis.

Fans Barcelona sedang menuntut perubahan. Hal itu sampai membuat Ernesto Valverde terdepak dari kursi kepelatihan. Padahal jika melihat catatannya, ia terbilang cukup sukses karena mampu menyumbang dua gelar La Liga.

Performa Barcelona pada musim ini, di bawah asuhan Valverde, pun tidak bisa dikatakan buruk. Mereka sedang memimpin klasemen La Liga dan juga lolos ke babak 16 besar Liga Champions sebagai juara grup.

Tapi pada akhirnya, Valverde harus meninggalkan Nou Camp. Setien yang ditunjuk sebagai pengganti dihadapkan dengan tuntutan besar, dan tentu saja memiliki 5 PR besar yang harus segera ia tuntaskan.

Mengadaptasi Sistemnya ke Lionel Messi

Perlu diketahui bahwa salah satu prestasi terbaik Valverde adalah dia mampu mengeluarkan kemampuan terbaik dari seorang Lionel Messi. Hasilnya, penyerang asal Argentina itu menjadi pemenang Ballon d’Or tahun 2019 kemarin.

Setien dikenal memiliki gaya bermain yang mengandalkan penguasaan bola, sama seperti Barcelona di era kepelatihan Josep Guardiola. Namun dalam gambaran yang lebih besar, sebenarnya ada perbedaan yang mencolok.

Real Betis dan Las Palmas, sewaktu dipegang oleh Setien, bermain dengan skema yang sangat menyerang sembari mendominasi permainan. Mereka juga mengandalkan kecepatan para pemainnya.

Di sisi lain, Barcelona lebih pandai menanti pertahanan lawan terbongkar dengan permainan operannya. Setien berpotensi kesulitan untuk mengusung permainan yang cepat di saat pemain bintang Barcelona sedang menua.

Melirik La Masia, Memanfaatkan Ruiq Puig

Sewaktu masih menukangi Real Betis, Setien bertanggung jawab atas berkibarnya sejumlah pemain muda seperti Fabian Ruiz, Loren Moron, dan Junior Firpo. Nama terakhir bereuni dengannya di Barcelona.

Setien akan mendapatkan tugas yang kurang lebih serupa di Barcelona. Untuk kasus ini, Setien sudah diuntungkan oleh bersinarnya Ansu Fati di era kepelatihan Ernesto Valverde musim ini.

Namun ia masih memiliki PR besar, yakni mengorbitkan Ruiq Puig. Penampilan pemain berusia 20 tahun tersebut bersama skuat utama Barcelona pada level yang lebih tinggi sedang dinantikan oleh publik saat ini.

Menarik untuk melihat bagaimana Setien coba menyelipkan Puig di skuat inti. Sebab Barcelona punya dua pemain muda bertalenta yang sayang untuk dibiarkan begitu saja, Frenkie De Jong serta Arthur Melo.

Mencari Suksesor Luis Suarez

Luis Suarez sedang terancam absen sampai akhir musim ini karena cedera. Dengan demikian, satu spot di lini depan Barcelona pun jadi lowong. Masalahnya, peran Suarez bagi Blaugrana sangat krusial.

Mengingat usianya yang sudah semakin uzur, Barcelona harus mencari pengganti dengan umur yang lebih muda. Beberapa nama telah dikaitkan dengan mereka, salah satunya adalah Cristhian Stuani.

Namun, Stuani diyakini tidak akan cocok dengan skema permainan Setien. Ketimbang Stuani, Barcelona lebih disarankan untuk merekrut penyerang Osasuna, Ezequiel ‘Chimy’ Avila.

Sebagian dari publik kerap membandingkan dirinya dengan bintang Manchester City, Sergio Aguero. Ia juga memiliki klausul pembelian sebesar 25 juta euro yang tidak begitu sulit untuk ditebus.

Menjuarai La Liga

Menjadi juara liga sudah cukup untuk memperpanjang karir Setien di Barcelona – seperti yang terjadi kepada Valverde. Sayangnya, fans setia Barcelona diyakini akan menuntut hal lebih dari Setien.

Setien harus menjadi juara La Liga dengan menunjukkan performa yang memukau di atas lapangan. Belum lagi ia juga bakalan diminta untuk memenangkan ajang Liga Champions sebagai nilai tambah.

Perlu diketahui bahwa Setien dikontrak Barcelona selama dua tahun saja. Jika ingin mendapatkan tambahan kontrak di masa mendatang, menjadi juara liga dengan permainan yang ciamik tentu harus dilakukan oleh Setien.

Menghindari Keruntuhan di Liga Champions

Valverde didesak mundur oleh fans karena kegagalan yang memalukan dalam ajang Liga Champions. Dan itu tak terjadi sekali, tapi dua kali secara berturut-turut.

Pertama, Barcelona disingkirkan AS Roma di babak perempat final saat mereka sudah unggul telak pada leg pertama. Lalu, mereka kembali merasakan pengalaman yang sama sewaktu bertemu Liverpool di semi-final musim lalu.

Setien harus menghindari kejadian yang sama terulang pada musim ini. Masalahnya adalah, gaya bermainnya membuat lini belakang tim asuhannya menjadi lebih keropos.

Padahal pertahanan adalah sektor yang krusial dalam duel dua leg seperti di Liga Champions. Sebagai contoh, Barcelona takkan tersingkir andai mereka bisa terhindar dari kebobolan banyak sewaktu bertemu lawannya di leg kedua.