Jack Wilshere Pernah Nyaris Menolak Arsenal, Mengapa?

infomainbola – Jack Wilshere pernah merajut perjalanan dengan Arsenal selama 17 tahun lamanya. Namun kisah yang panjang itu bisa saja tak kejadian andai Wilshere menyatakan tidak terhadap penawaran dari the Gunners.

Perlu diketahui kalau Wilshere bergabung dengan Arsenal saat masih berusia sembilan tahun. Tak pernah sekalipun dirinya berganti seragam kecuali saat menjalani masa pinjaman di Bolton Wanderers dan AFC Bournemouth.

Wilshere menembus skuat inti pada tahun 2008. Dan selama 10 musim, ia berhasil mencatatkan total 197 kali penampilan di berbagai pentas. Angka yang kecil memang, sebab Wilshere kerap mengalami cedera.

Kedua belah pihak akhirnya memutuskan pisah jalur pada tahun 2018 sehubungan dengan perjanjian kontrak yang telah berakhir. Setelah itu, Wilshere melanjutkan perjalanannya dengan West Ham .

Sempat Ingin Menolak Arsenal

Wilshere ingat masa-masa dirinya mendapatkan tawaran dari Arsenal sewaktu masih muda. Ia masih memperkuat Luton pada saat itu. Dan Wilshere sempat berencana untuk menolaknya.

“Saya bermain untuk Luton dan kami sedang menghadapi Barnet, dan wasitnya ternyata pencari bakat Arsenal. Dia menghampiri ayah saya setelahnya dan meminta dia membawa saya ikut serta,” ujar Wilshere ke Lockdown Tactics Podcast.

“Itu aneh karena harus ada bursa transfer di mana hal seperti ini bisa terjadi tapi, saya akan berkata terus terang kepada anda, saya tidak ingin pergi,” lanjutnya.

Akhirnya Berubah Pikiran

Wilshere mengatakan bahwa sang ayah memiliki peran besar dalam kepindahannya. Ia mengakui bahwa ayahnya tidak menekannya untuk membuat keputusan, ataupun menyuruhnya memberi jawaban spesifik seperti ya atau tidak.

“Saya tidak tahu apa yag harus dilakukan. Saya ingat, saya masih berusia sembilan tahun dan berada di taman bersama teman. Ayah menarik saya ke mobil kecilnya dan berkata: ‘Ini adalah hari terakhir anda harus membuat keputusan’,” tambahnya.

“Saya berkata kepada teman: ‘Masa bodoh. Saya akan pindah ke Arsenal’, dan sisanya adalah sejarah. Keputusan yang adil buat ayah saya karena kami tidak punya banyak hal, ia adalah seorang tukang ledeng,”