Infomainbola – Barcelona mengalami banyak momen positif dan negatif pada musim ini. Namun satu yang pasti, mendatangkan Xavi untuk menggantikan Ronald Koeman di kursi kepelatihan adalah keputusan tepat dari manajemen klub.
Klub berjuluk Blaugrana tersebut memulai musim 2021/22 dengan Koeman di kursi kepelatihannya. Hasil racikan pelatih asal Belanda itu tidak memuaskan, karena Barcelona cuma meraih empat kemenangan dalam 10 pekan perdana di La Liga.
Manajemen klub tidak bisa menahan kesabarannya lagi. Pekan ke-11, Barcelona dipaksa bertekuk lutut oleh Rayo Vallecano dengan skor tipis 0-1. Tidak lama setelah laga itu, manajemen memutuskan untuk mendepak Koeman.
Sepekan berselang, Barcelona menunjuk Xavi Hernandez sebagai pelatih barunya. Keputusan ini mengernyitkan dahi beberapa orang, sebab Xavi belum memiliki pengalaman melatih klub besar dan baru menukangi Al Sadd saja.
Debut Xavi sebagai pelatih Barcelona dimulai di laga Derby Catalan melawan Espanyol. Ia memulai langkahnya dengan sangat baik dengan mempersembahkan kemenangan tipis 1-0 buat Los Cules dalam partai tersebut.
Momen ini menjadi titik pertama kebangkitan Barcelona, khususnya di La Liga. Mereka mulai memetik serangkaian kemenangan dan kehadiran beberapa pemain baru di bulan Januari menambah kekuatan Barcelona.
Gagal Raih Trofi, Sukses dalam Kebangkitan
Kedatangan Xavi membuat Barcelona bangkit. Terhitung sejak laga perdana Xavi sampai pekan ke-31 La Liga, Barcelona cuma menelan satu kekalahan yakni dari Real Betis dengan skor tipis 0-1. Itu adalah laga ketiga Xavi sebagai pelatih Barcelona.
Barcelona sempat mencatatkan tujuh kemenangan beruntun dari pertengahan bulan Februari hingga awal April. Dan jika cakupannya diperbesar, Barcelona tidak menelan kekalahan sejak pertengahan Desember 2021.
Rentetan hasil positif tersebut sangat mempengaruhi posisi Barcelona di klasemen La Liga. Mereka ditinggal Koeman saat sedang berada di posisi kesembilan. Dan kedatangan Xavi membuat Barcelona bisa naik hingga ke peringkat dua.
Pada akhirnya, Barcelona sukses keluar sebagai runner-up La Liga musim ini. Di suatu titik, publik sempat yakin Barcelona bakal menyalip Real Madrid. Sayang semua sudah terlambat, karena Real Madrid benar-benar sulit buat disentuh dalam perburuan gelar musim ini.
Sayang, kebangkitan Barcelona tidak dihiasi oleh piala. Mereka gagal mengantongi gelar dari lima kompetisi yang diikuti: La Liga, Liga Champions, Liga Europa, Supercopa de Espana dan Copa del Rey.
Di La Liga, seperti yang telah dijelaskan, Barcelona cuma menjadi runner-up. Langkah Barcelona di Copa del Rey pun hanya sampai babak 16 besar lantaran dikandaskan Athletic Bilbao dengan skor 2-3.
Di Supercopa de Espana, Barcelona terhenti di babak semifinal yang merupakan fase pertama dalam kompetisi ini. Mereka ditumbangkan oleh rival bebuyutannya, Real Madrid dengan skor 2-3.
Barcelona tertahan di fase grup Liga Champions. Mereka harus turun kasta ke Liga Europa lantaran duduk di peringkat ketiga dalam klasemen akhir Grup E, kalah jumlah poin dari Benfica dan Bayern Munchen yang berhak melaju ke 16 besar.
Mereka digadang-gadang bakal keluar sebagai juara di Liga Europa. Pasalnya, Barcelona punya materi pemain yang jauh lebih baik dari peserta kompetisi tersebut. Sayang, mereka cuma bisa melaju hingga ke babak perempat final.
Pemain Terbaik: Pedri
Peran Pedri dalam permainan Barcelona begitu penting. Beberapa kali pemain berusia 19 tahun tersebut memecah kebuntuan, sepert waktu Barcelona bertemu Sevilla di bulan April lalu. Golnya membuat Barcelona menang 1-0.
Xavi tidak pernah sungkan melayangkan pujian buat mantan pemain Las Palmas tersebut. Contohnya seperti waktu Los Cules berhadapan dengan Galatasaray dalam laga 16 besar Liga Europa di bulan Maret lalu.
“Itu gol yang hebat. Dia mampu melakukan itu dan masih bisa lebih lagi. Dia baru berusia 19 tahun. Sebuah kehormatan. Gol yang dicetaknya sangat indah. Dia menunjukkan kesabaran untuk menunggu,” kata Xavi dilansir Sport.
Statistik membuktikan kalau Barcelona tidak pernah menelan kekalahan di La Liga selama ada Pedri. 10 kemenangan dan dua hasil imbang dari 12 laga, yang artinya Pedri turut menyumbang 32 dari 36 poin yang bisa diraih.
Tanpa Pedri, Barcelona cuma bisa mengantongi 31 dari 63 poin yang bisa didapatkan. Catatan ini benar-benar membuktikan betapa pentingnya Pedri buat Barcelona. Sayang, ia tak mampu menyelesaikan musim 2021/22 karena mengalami cedera.
Pemain Terburuk: Riqui Puig
Riqui Puig adalah salah satu jebolan akademi Barcelona yang tersohor, La Masia. Ia menembus skuat inti pada 2018 lalu dan menjalani laga debutnya di tahun yang sama. Ekspektasi publik sudah terlanjur meninggi saat melihat aksinya pertama kali.
Seiring berjalannya waktu, Puig mulai rajin mendapatkan kesempatan bermain di skuat inti. Terbanyak pada musim 2020/21, di mana diirinya dimainkan sebanyak 24 kali di berbagai kompetisi.
Ketika Xavi datang, Puig seperti terlupakan begitu saja. Ia kalah saing dengan gelandang muda lainnya seperti Pedri, Frenkie de Jong hingga Nico Gonzalez. Lalu saat kesempatan bermain itu datang, Puig tidak menunjukkan penampilan maksimal.
Cercaan menghampiri gelandang berusia 22 tahun tersebut ketika tampil sejak menit awal kala Barcelona menghadapi Getafe. Pertandingan berakhir dengan skor imbang 0-0 dan Puig mendapatkan julukan baru dari warganet: King of Backpass.