Infomainbola – Dua bintang Manchester United, Cristiano Ronaldo dan Harry Maguire diklaim menjadi dua sosok yang paling banyak mendapat cacian di media sosial Twitter.
Hasil studi yang dilakukan Ofcom dan Alan Turing Institute menyebutkan bahwa tujuh dari 10 pemain Premier League menjadi target cacian di Twitter sepanjang paruh pertama musim 2021/22 kemarin.
Dari sekitar 2,3 juta tweet yang dianalisis sejak awal musim hingga Januari 2022, terdapat hampir 60 ribu tweet berisi cacian dan hinaan secara langsung kepada para pemain Premier League.
Cristiano Ronaldo di Puncak
Dalam daftar 10 besar pemain yang paling banyak dicaci di Twitter, muncul Cristiano Ronaldo di posisi pertama. Ia mendapat 12.520 tweet cacian.
Di posisi kedua terdapat nama Maguire. Kapten Manchester United itu menjadi target dari 8.954 tweet di sepanjang 13 Agustus 2021 hingga 24 Januari 2022 lalu.
Menariknya, daftar 10 besar ini diisi oleh delapan pemain Manchester United. Hanya Harry Kane (Tottenham) di peringkat lima dan Jack Grealish (Manchester City) di peringkat delapan yang bukan penggawa United.
Selain Ronaldo dan Maguire, enam pemain Manchester United lainnya yang masuk 10 besar adalah Marcus Rashford, Bruno Fernandes, Fred, Jesse Lingard, Paul Pogba, dan David de Gea.
Makian untuk Cristiano Ronaldo
Lebih lanjut, hasil studi ini mengungkap bahwa ada dua momen yang menjadi puncak Ronaldo dan Maguire mendapat tweet cacian.
Puncak pertama terjadi ketika Ronaldo pertama kali kembali bergabung dengan Manchester United usai direkrut dari Juventus pada 27 Agustus 2021.
Sementara itu, puncak kedua terjadi kala Maguire menyampaikan permintaan maaf kepada suporter Manchester United menyusul kekalahan 0-2 dari Manchester City pada 7 November 2021.
Penjelasan Ofcom
Petinggi Ofcom untuk konten daring dan penyiaran, Kevin Bakhurst membuat kesimpulan atas hasil studi ini. Menurutnya, suporter punya peran penting agar sepak bola tak berubah menjadi ajang saling ejek menjurus ke pelecehan.
“Temuan ini menjelaskan sisi gelap dari permainan yang indah. Pelecehan online tidak memiliki tempat dalam olahraga, atau dalam masyarakat yang lebih luas, dan menanganinya membutuhkan upaya tim,”
“Perusahaan media sosial tidak perlu menunggu undang-undang baru untuk membuat situs dan aplikasi mereka lebih aman bagi pengguna. Ketika kita menjadi pengatur keamanan online, perusahaan teknologi harus benar-benar terbuka tentang langkah-langkah yang mereka ambil untuk melindungi pengguna. Kami akan mengharapkan mereka untuk merancang layanan mereka dengan mempertimbangkan keselamatan,”
“Suporter juga dapat memainkan peran positif dalam melindungi permainan yang mereka cintai. Penelitian kami menunjukkan sebagian besar penggemar online berperilaku bertanggung jawab, dan saat musim baru dimulai, kami meminta mereka untuk melaporkan postingan yang tidak dapat diterima dan kasar kapan pun mereka melihatnya.”