
Info Main Bola – Lamine Yamal kembali mencuri perhatian publik sepak bola dunia usai tampil brilian dalam laga semifinal Liga Champions antara Barcelona dan Inter Milan. Pemain berusia 17 tahun itu mencetak gol pembuka untuk Blaugrana dan menjadi ancaman konstan bagi lini pertahanan lawan sepanjang pertandingan.
Tak hanya berkontribusi besar dalam hasil imbang 3-3 yang diraih Barcelona, Yamal juga mencatatkan rekor penting. Ia kini menjadi pemain termuda yang mencetak gol di babak semifinal Liga Champions, melampaui rekor yang sebelumnya dipegang oleh Kylian Mbappe.
Kebanggaan atas pencapaian tersebut turut dirasakan oleh ayah Yamal, Mounir Nasraoui. Dalam sebuah wawancara, ia menyebut bahwa apa yang ditampilkan sang anak sejauh ini baru sebagian kecil dari potensi sebenarnya yang ia miliki.
Reaksi Sang Ayah: Baru 10 Persen Potensi Yamal yang Terlihat
Mounir Nasraoui tampil dalam program populer Spanyol, El Chiringuito, dan mengungkapkan betapa bangganya ia atas performa Yamal di panggung besar Eropa. Ia menyatakan bahwa Yamal telah bekerja keras sejak usia lima tahun dan masih memiliki banyak hal untuk ditunjukkan.
“Dia punya kekuatan besar untuk terus maju. Dia sudah bekerja sejak umur lima tahun. Tidak ada yang bisa menghentikannya,” ujar Nasraoui. “Apa yang terlihat sekarang bahkan belum sepuluh persen dari apa yang bisa dia berikan, saya bisa jamin itu.”
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa keluarga Yamal sepenuhnya percaya pada perkembangan jangka panjang sang pemain, serta meyakini bahwa potensi sebenarnya baru akan terlihat seiring waktu berjalan.
Bukan Messi atau Ronaldo, Tapi Ingin Jadi Inspirasi Bagi Warga Biasa
Meski banyak pihak mulai membandingkan Yamal dengan sosok-sosok legendaris seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, bahkan Diego Maradona, ayahnya menegaskan bahwa sang anak tidak terobsesi mengikuti jejak siapa pun.
“Dia tidak membandingkan dirinya dengan Messi, Ronaldo, atau Maradona,” ujar Nasraoui. “Dia adalah Lamine dan dia ingin menjadi idola di lingkungannya, dengan orang-orang biasa, seperti siapa pun.”
Pernyataan tersebut mencerminkan nilai kerendahan hati dan kedekatan Yamal dengan akarnya. Fokusnya bukan sekadar mengejar popularitas global, melainkan menjadi panutan yang nyata bagi komunitas tempat ia tumbuh.
Penampilan Brilian Lawan Inter, Sejarah dan Masa Depan Cerah
Dalam laga melawan Inter Milan, Yamal tak hanya mencetak gol tetapi juga membuat dua pemain top—Federico Dimarco dan Alessandro Bastoni—kewalahan sepanjang pertandingan. Kecepatannya, visi bermain, dan ketenangannya membuatnya tampak jauh lebih dewasa dari usianya.
Rekor sebagai pencetak gol termuda di semifinal Liga Champions kini resmi menjadi milik Yamal. Ia melampaui pencapaian Kylian Mbappe dan menjadi simbol baru regenerasi di tubuh Barcelona.
Dengan usia yang masih sangat muda dan pengalaman yang terus bertambah, masa depan Yamal terlihat semakin cerah. Jika benar potensi sejatinya baru terlihat sebagian, Barcelona dan dunia sepak bola bisa menanti sesuatu yang lebih luar biasa.