Info Main Bola TGIPF Tragedi Kanjuruhan Jangan Diburu-buru, Biarkan Bekerja Dulu

Info Main Bola TGIPF Tragedi Kanjuruhan Jangan Diburu-buru, Biarkan Bekerja Dulu
Info Main Bola TGIPF Tragedi Kanjuruhan Jangan Diburu-buru, Biarkan Bekerja Dulu

Info Main Bola – Jakarta – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan harus dibiarkan bekerja dengan tenang dan jangan buru-buru dihakimi. Agar fakta tragedi yang sebenarnya bisa terungkap.

Menyusul tragedi yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya akhir pekan lalu, yang menewaskan lebih dari 130 orang, Presiden RI Joko Widodo membentuk TGIPF.

TGIPF dipimpin oleh Menkopolhukam Mahfud MD ditemani Menpora Zainudin Amali sebagai wakil dan ada 10 anggota yang terdiri dari berbagai profesi. Tim ini nantinya akan mencari fakta-fakta terkait Tragedi Kanjuruhan.

agen dominoqq

Sudah pasti publik akan mengamati setiap tindak-tanduk TGIPF karena Tragedi Kanjuruhan ini sudah melukai hati banyak orang dan jadi sorotan dunia. Terkait beban yang dipikul oleh TGIPF, masyarakat diminta bersabar menunggu hasil kerja mereka.

“Sebaiknya kita tunggu hasil investigasi dari Tim Pencari Fakta yang baru saja dibentuk. Biarkan mereka bekerja untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi. Publik tidak perlu tergesa-gesa membuat penilaian, apalagi membebankan kesalahan pada pihak tertentu yang tidak terkait langsung dengan pertandingan,” ujar pengamat sepakbola Muhammad Kusnaeni dalam pernyataan kepada media.

Menurut Kusnaeni, sudah pasti panitia pelaksana jadi pihak yang paling bertanggung jawab atas tragedi ini. Meski operator kompetisi, pihak keamanan, dan federasi juga ikut andil. Oleh karenanya, hasil kerja TGIPF nanti diharapkan bisa jad momentum perbaikan sepakbola nasonal.

“Panpel inilah yang mengurus semuanya di lapangan. Termasuk mengurus perizinan, penjualan tiket, dan sebagainya. Nah, kita tunggu bagaimana nanti Tim Pencari Fakta mengungkapkan itu. Apakah Panpel sudah melaksanakan rekomendasi atau izin yang diberikan terkait pertandingan? Misalnya, soal jumlah tiket yang dijual, personil keamanan, dan seterusnya,” Kusnaeni menambahkan.

“Panpel tentu hanya sebagian kecil dari mata rantai kompetisi ini. Nanti juga perlu ditelusuri bagaimana peran pihak-pihak lain yang juga terkait pertandingan ini. Misalnya perangkat pertandingan, petugas keamanan, operator kompetisi, dan lain-lain.”

“Sementara publik sendiri, saya kira pikir yang terbaik saat ini adalah menunggu sambil introspeksi ke dalam. Jangan-jangan sikap terlalu gampang menyalahkan itu, ikut andil menciptakan situasi tidak kondusif dalam persepakbolaan Indonesia,” kata Kusnaeni.

“Insiden Kanjuruhan harus kita jadikan momentum persatuan dan kebangkitan. Bersatu memperbaiki kekurangan dalam tata kelola kompetisi sepakbola nasional.”