Info main bola – Pekan ke-29 La Liga menyajikan mimpi buruk buat Real Madrid. Dalam laga yang digelar di Santiago Bernabeu, melawan rival bebuyutannya yaitu Barcelona, mereka dipaksa menelan pil pahit kekalahan dengan skor telak 0-4.
Entah apa yang terjadi pada Los Merengues pada saat itu. Mereka membiarkan Barcelona mendominasi, mencatatkan penguasaan bola hingga 60 persen dan bahkan melepas 10 tembakan tepat sasaran. AGEN POKER BANDAR QQ
Real Madrid cuma bisa memberikan perlawanan pada menit-menit awal pertandingan. Begitu Pierre-Emerick Aubameyang mencetak gol pertama Barcelona pada menit ke-29, Madrid terlihat tak berkutik.
Gol berikutnya datang dari Ronaldo Araujo, yang membuat babak pertama berakhir 0-2 buat Real Madrid. Ferran Torres menambah penderitaan Real Madrid sebelum Aubameyang menutup rangkaian gol Barcelona di menit ke-51.
Harus Mengangkat Kepala
Jelas, kekalahan itu menjadi pukulan telak buat Real Madrid. Mereka sedang menjalani musim yang indah. Dan beberapa pekan sebelumnya, mereka memastikan diri lolos ke babak perempat final Liga Champions dengan kemenangan dramatis atas PSG.
Empat hari telah berlalu dari malam yang mengerikan itu. Untungnya, waktu telah mengobati mental Real Madrid. Toni Kroos berusaha untuk melupakan hasil buruk itu dengan mengingat kembali pencapaian klub selama 2021/22.
“Kami harus mengangkat kepala lagi. Siapapun mau bergabung pada awal musim untuk bisa berada di tempat kami sekarang,” kata Toni Kroos dalam sebuah siniar yang ia gelar bersama sang adik, Felix.
“Musim ini berjalan dengan sangat baik sejauh ini, kami tampil dengan sangat baik dan masih ada dua bulan tesisa. Kami tidak boleh membiarkan apa yang terjadi mengubah jalur. Kami punya banyak kesempatan untuk meraih gelar.”
Malam yang Buruk Buat Kroos
Laga yang mendapatkan julukan ‘El Clasico’ itu sendiri berakhir dengan cukup buruk buat Kroos. Bukan cuma terpukul secara mental, ia juga mendapatkan luka yang tidak disadari karena sengitnya pertarungan.
“Saya mendapati luka dan mereka harus memberikan tiga jahitan pada tibia saya. Saya sadar sedang berdarah, namun tidak menyadarinya dalam pertandingan.”
“Sebagai tambahan dari hasil dan cedera, malam berakhir ketika dokter memberitahu bahwa saya harus melakukan kontrol doping.”
“Saya bertemu dengan Gerard Pique dan Jordi Alba. Kami tidak berbicara. Vinicius Junior dan saya berada di pihak yang kalah dan ingin cepat-cepat keluar dari sana,” pungkasnya.
(Goal International)