InfoMainBola – Bintang muda timnas U-17 Argentina, Claudio Echeverri, curhat mengenai perasaannya usai gagal menjuarai Piala Dunia U-17 2023.
Harapan Argentina untuk angkat trofi di Indonesia harus pupus akibat kekalahan dari Jerman dalam laga semifinal, Selasa (28/11/2023).
Duel yang berlangsung di Stadion Manahan tersebut harus berlanjut ke adu penalti setelah skor 3-3 bertahan sampai 90 menit selesai.
Saat babak kedua memasuki masa injury time, ketika Argentina tertinggal 2-3, Claudio Echeverri jadi pahlawan timnya dengan membidani gol Agustin Ruberto.
Namun, gelandang beralias Titisan Messi itu malah kena apes pada babak adu penalti.
Echeverri gagal nyekor dari titik putih sewaktu turun sebagai algojo kedua Argentina.
Sebelumnya, Franco Mastantuono selaku eksekutor pertama Argentina, juga tak mampu mencetak angka.
Jadilah Argentina tumbang 2-4 dalam drama adu tos-tosan.
Kekalahan tersebut jelas menjadi pulukan bagi Echeverri.
Turnamen di Indonesia meninggalkan rasa sakit bagi sang kapten.
“Saat ini perasaanku campur aduk. Ketidakberdayaan, rasa sakit, dan kesedihan. Akan tetapi, pada saat bersamaan, saya sangat bangga kepada kelompok hebat ini yang telah bersatu dan membela negara sampai akhir,” tulis Echeverri di Instagram.
“Saya yakin sepak bola akan memberikan kesempatan balas dendam kepada kami. Terima kasih atas dukungan Anda dan selalu bertahan di Argentina,” lanjut isi unggahan dia.
Meski Argentina hanya mencapai semifinal, Echeverri sangat bersinar di Piala Dunia U-17 2023.
Pemain belia River Plate itu mengukir delapan gol, berjarak tiga buah dari Agustin Ruberto sebagai pemuncak daftar top scorer.
Echeverri berpeluang untuk membawa pulang kenang-kenangan dari Indonesia berupa medali perunggu.
Argentina akan menghadapi Mali dalam laga perebutan tempat ketiga, Jumat (1/12/2023).
Pelatih timnas U-17 Argentina, Diego Placente, mengungkapkan bahwa psikologis anak-anak asuhnya sudah pulih pasca-kekalahan dari Jerman.
Albiceleste dipastikan memiliki energi lebih banyak untuk partai lawan Mali.
“Saya sangat senang, (mereka) dalam semangat yang baik,” ujar Placente.
“Sekarang dengan latihan yang sedikit lebih santai, sehingga mereka masih memiliki energi untuk pertandingan besok.”
“Yang penting untuk mendapatkan kemenangan dan finis ketiga,” kata sang nakhoda.
Bisa dibilang Argentina adalah spesialis peraih peringkat ketiga Piala Dunia U-17.
Sejak mengikuti turnamen pada 1985, mereka tiga kali menyabet medali perunggu.
Jumlah tersebut paling banyak dibanding negara lain.
Tim Tango meraihnya dalam edisi 1991, 1995, dan 2003.
Argentina juga pernah dua kali menelan kekalahan saat menjalani duel perebutan tempat ketiga.
Momen pertama terjaid pada 2001 ketika Argentina dibekuk Burkina Faso 0-2.
Lalu pada 2013, armada muda Albiceleste lagi-lagi gagal mengklaim tempat ketiga akibat terbantai 1-4 oleh Swedia.