info main bola – Ruben Amorim mungkin sudah membawa perubahan, tapi masalah Manchester United masih sama. Musim ini, masalah MU terlihat jelas dari kelemahan mereka dalam situasi bola mati.
Gol langsung dari sepak pojok Matheus Cunha dalam kekalahan dari Wolverhampton pada Boxing Day semakin menegaskan kelemahan itu, menjadi kali kedua dalam tujuh hari mereka kebobolan langsung dari sepak pojok.
Musim ini, tidak ada tim yang kebobolan lebih banyak gol dari sepak pojok dibandingkan MU. Mereka kini sejajar dengan Wolves dalam catatan sembilan gol kebobolan dari situasi tersebut.
Statistik ini menjadi gambaran betapa buruknya pertahanan bola mati MU, yang terus menjadi masalah berulang.
Amorim: Kami Harus Menggunakan Aturan yang Ada
Ketika ditanya tentang rekor buruk timnya dalam bertahan dari bola mati, Ruben Amorim enggan membahasnya lebih jauh usai kekalahan tersebut. “Setelah kekalahan seperti ini, saya tidak ingin membicarakan itu,” ujarnya.
Namun, Amorim menyadari pentingnya situasi bola mati dalam sepak bola modern. “Saat ini, setiap sepak pojok menjadi peluang. Kadang-kadang, Anda melupakan pemain-pemain kecil atau yang berbakat dan hanya memasang 11 pemain di dalam kotak penalti. Anda bisa melakukan segalanya di sana,” tambahnya.
“Begitulah aturannya, dan kami tidak bisa mengeluh. Sebaliknya, kami harus melakukan hal yang sama. Jadi, itulah tujuan saya saat ini,” katanya.
Amorim: Belajar dan Mengadopsi Strategi Lawan
Amorim menegaskan bahwa timnya harus belajar dari kelemahan ini dan mulai memanfaatkan situasi bola mati sebagai senjata.
“Jika bola mati menjadi sangat penting hingga Anda bisa melakukan apa saja, kami harus mempelajarinya dan melakukan hal yang sama, bahkan dengan pemain-pemain kecil. Kami harus meniru dan melakukan hal yang sama,” jelas Amorim.
Baginya, perubahan aturan bukanlah solusi. Sebaliknya, MU harus menggunakan aturan yang ada untuk membalikkan keadaan dan mencetak gol dari situasi bola mati.