info main bola – Manchester City memberikan kejutan untuk Liverpool pada duel sengit Premier League akhir pekan lalu. Bermain di Anfield, Man City sukses membawa pulang 3 poin lewat kemenangan 4-1.
Kejutan ini tepatnya dimulai di babak kedua, setelah 45 menit pertama berakhir 0-0. Pep Guardiola menurunkan formasi berbeda di 45 menit kedua, tepatnya mengubah formasi 4-3-3 jadi 4-4-2.
Hasilnya manjur, Man City bisa mencetak empat gol di babak kedua dan keluar sebagai pemenang. Benar dua dari empat gol Man City terbilang beruntung karena blunder Alisson Becker, tapi perubahan formasi ini pun perlu disorot.
Perubahan formasi ini pun digarisbawahi oleh analis Sky Sports dan eks Liverpool, Jamie Carragher.
Biasanya tidak
Menurut Carragher formasi 4-4-2 ala Man City tidak seperti 4-4-2 biasanya. Ada sedikit perbedaan karena Man City bermain tanpa striker alami yang jago mencetak gol.
Perbedaan ini terlihat di lini tengah. Biasanya para gelandang tidak banyak bergerak di formasi 4-4-2, tapi Man City berbeda.
“Ada hal menarik pada laga kemarin [Liverpool vs Man City] yakni ada perubahan formasi di paruh waktu dan Man City mengubah formasi jadi 4-4-2,” kata Carragher.
“Biasanya dalam 4-4-2, gelandang adalah pemain yang tidak banyak bergerak. Mereka mungkin menyerang, tapi biasanya gol-gol mereka datang dari sepakan luar kotak penalti.”
Gol-gol Gundogan
Carragher mengambil contoh kedua gol Ilkay Gundogan pada pertandingan ini. Keduanya tercipta dari dalam kotak penalti, artinya Gundogan meninggalkan posnya di lini tengah untuk naik menyerang.
Inilah yang tidak biasa. Dalam formasi 4-4-2, seharusnya gelandang tidak naik sejauh yang ditunjukkan Gundogan.
“Mereka [para gelandang] seharusnya tidak benar-benar bergerak sampai melewati para penyerang tim,” lanjut Carragher.
“Jadi yang membuat saya terpukau kemarin adalah bagaimana dua gol Gundogan tercipta dari dalam kotak penalti,” tutupnya.