Info Main Bola – Karier Mesut Ozil di Timnas Jerman: Menang Dipuji, Kalah Dapat Hinanan Berbau Rasisme

Info Main Bola – Karier Mesut Ozil di Timnas Jerman: Menang Dipuji, Kalah Dapat Hinanan Berbau Rasisme
Info Main Bola – Karier Mesut Ozil di Timnas Jerman: Menang Dipuji, Kalah Dapat Hinanan Berbau Rasisme

InfoMainBola – Mesut Ozil resmi gantung sepatu dari dunia sepak bola profesional. Ozil pensiun pada usia 34 tahun. Usia tersebut sebenarnya masih terlalu muda untuk memutuskan pensiun.

Keputusan untuk pensiun sudah dipikirkan matang-matang dan sudah diambil oleh Mesut Ozil. Publik pecinta sepak bola dunia hanya tinggal mengenang betapa hebatnya playmaker satu ini.

Mesut Ozil tak hanya meraih sukses di level klub saja. Ia juga mampu membawa Timnas Jerman menjadi juara pada Piala Dunia 2014. Itu adalah gelar juara dunia pertama Jerman sejak 1990.

Ozil dan juga pemain Jerman yang lain mendapatkan puja-puji dari publik negara tersebut kala itu. Namun, bukan hanya pujian saja yang diterima Ozil selama membela Der Panzer.

Penyakit Rasisme

Mesut Ozil memiliki akhir karier yang menyedihkan di Timnas Jerman. Setelah gagal lolos dari fase grup Piala Dunia 2018, Ozil menjadi salah satu pemain yang paling kencang dicemooh oleh publik Jerman.

Cemoohan itu tak hanya datang dari masyarakat biasa. Namun, ada pula beberapa politisis sayap kanan Jerman yang memanfaatkan situasi tersbut untuk menyerang latar belakang Ozil sebagai keturunan imigran asal Turki.

“Ada masalah besar di Jerman, lihat saja apa yang terjadi di Helle pekan lalu, serangan anti-semit. Sayangnya rasisme bukan lagi masalah sayap kanan di negara ini, tapi telah bergeser ke tengah-tengah masyarakat,” jelas Ozil pada 2019 dilansir dari The Athletic.

 

Sendirian

Mesut Ozil merasa sendirian di Timnas Jerman. Terutuma ketika Der Panzer mengalami kegagalan di sebuah turnamen bergengsi.

Ozil mengaku kerap diserang, tetapi tidak ada orang yang mau membelanya. Termasuk dari rekan setimnya di Timnas Jerman. Ia menyebut semuanya hanya diam.

“Saya merasa tak dihargai dan tak dilindungi. Saya mendapat pelecehan rasis bahkan dari politisi dan tokoh masyarakat, tapi tak seorangpun dari timnas keluar dan berkata, hei berhenti, ini adalah pemain kami. Semua orang diam saja dan membiarkan itu terjadi,” tandasnya.