infomainbola.com – Clarence Seedorf pernah menjadi bagian tim terkuat AC Milan dalam sejarah. Dia yakin Milan tampil lebih baik dari Liverpool di final Liga Champions 2005, yang sayangnya kalah di babak adu penalti.
Malam itu di Istanbul, Liverpool mewujudkan salah satu come back terbaik dalam sejarah liga Champions. The Reds tertinggal 0-3 di babak pertama, tapi berhasil menyamakan kedudukan di babak kedua dan akhirnya meraih trofi Liga Champions ke-5 mereka lewat adu penalti.
Hasil itu jelas bersejarah bagi Liverpool, tapi tidak bagi Milan. Kalah setelah unggul tiga gol jelas menunjukkan kelengahan tim. Milan akhirnya bisa balas dendam dua tahun kemudian, ketika menjadi juara di tahun 2007.
Bicara kepada 90min, Seedorf mengenang ulang uda pertandingan bersejarah tersebut. Apa yang membedakan final 2007 dengan 2005? Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Main Lebih Baik
Uniknya, berbeda dengan tanggapan umum, Seedorf merasa Milan tampil lebih baik di final 2005 daripada di final 2007. Mereka memang kalah, tapi bukan karena bermain buruk, lebih karena Liverpool lebih beruntung.
“Ini soal hari itu, siapa y ang mendapatkan momen dan siapa yang lebih beruntung. Saya kira kami bermain lebih baik di final 2005 daripada di tahun 2007, tapi kami kalah,” ungkap Seedorf.
“Saya kira pada tahun 2007 itu Liverpool bermain sedikit lebih baik dari kami, tapi kami tampil solid dan kami memaksimalkan kesempatan untuk jadi juara.”
“Bermain di laga final selalu rumit. Itu soal mengurangi kesalahan dan memaksimalkan kesempatan,” imbuhnya.
Punya Pengalaman
Lebih lanjut, Seedorf yakin kegagalan di tahun 2005 telah membuat skuad Milan belajar. Mereka tahu apa yang perlu dilakukan untuk benar-benar jadi juara.
“Ketika Anda sudah pernah mencapai final, Anda tahu lebih baik apa yang perlu dilakukan. Saya kira pada pertandinga kedua itu kami lebih solid, lebih mencari momen untuk membuat perbedaan,” sambung Seedorf.
“Pada laga pertama melawan Liverpool tahun 2005, kami menyerang penuh, menciptakan banyak peluang dan terus maju. Pada akhirnya kami kalah, meski kami menciptakan begitu banyak peluang dan mencetak banyak gol.”
Yakin Bakal Berbeda
Pelajaran mahal itulah yang membuat Milan mengubah pendekatan mereka di tahun 2007. Mereka tidak benar-benar ofensif, tapi tahu bisa mencetak gol pada momen yang tepat. Milan hanya mencoba bertahan lebih baik.
“Mungkin secara tidak sadar kami berpikir: ‘kami tidak akan menerapkan pendekatan yang sama’,” lanjut Seedorf.
“Di tahun 2007, kami sedikit lebih konservatif, tapi kami tahu bisa mencetak banyak gol dan momen itu akan tiba. Kami hanya memastikan kami tidak mudah kebobolan,” tandasnya.
Data & Fakta Final 2005
Susunan Pemain
AC Milan (4-4-2): Dida; Maldini, Nesta, Stam, Cafu; Pirlo, Seedorf, Gattuso, Kaka; Crespo, Shevchenko
Liverpool (4-4-1-1): Dudek; Traore, Hyypia, Carragher, Finnan; Alonso, Gerrard, Luis Garcia, Riise; Kewell; Baros
Statistik AC Milan – Liverpool
Skor (90′): 3-3
Adu Penalti: 2-3
Total shots: 22 – 15
Shots on target: 10 – 7
Ball possession: 55% – 45%
Fouls: 16 – 23
Data & Fakta Final 2007
Susunan Pemain
AC Milan (4-4-2): Dida; Jankulovski, Maldini, Nesta, Oddo; Seedorf, Ambrosini, Pirlo, Gattuso; Kaka, Inzaghi
Liverpool (4-4-1-1): Reina; Riise, Agger, Carragher, Finnan; Mascherano, Alonso, Zenden, Pennant; Gerrard, Kuyt
Statistik AC Milan – Liverpool
Skor: 2-1
Total shots: 5 – 12
Shots on target: 3 – 4
Ball possession: 53% – 47%
Fouls: 16 – 26