InfoMainBola – Menghadapi Manchester City berarti harus mematikan pergerakan Erling Haaland. Real Madrid tahu itu dan sukses besar meredam insting gol bomber ganas itu dalam dua pertemuan.
Namun, terlalu fokus menjaga Haaland juga bisa berakibat fatal. Pemain Man City lain jadi bebas untuk memberi ancaman, bahkan mencetak gol.
Hasilnya, Madrid babak belur pada leg kedua semifinal Liga Champions 2022/2023, meski Haaland tidak mencetak gol. Madrid pulang dari Etihad Stadium dengan kekalahan telak 0-4 dari tuan rumah, Kamis (18/5/2023) WIB.
“Saatnya kami belajar dari laga ini. Sebelumnya kami bisa mengalahkan mereka dan mencapai final. Tetapi musim ini gilirannya Man City,” ujar manajer Real Madrid Carlo Ancelotti kepada BT Sport.
Jumlah Sentuhan Paling Sedikit
Dalam dua kali pertemuan, upaya Madrid mengisolasi Haaland terbukti berjalan lancar. Haaland selalu mencatatkan jumlah sentuhan paling sedikit dalam dua laga tersebut.
Pada laga pertama di Santiago Bernabeu, Haaland hanya mampu melakukan 21 sentuhan selama 90 menit. Itu jumlah paling sedikit di antara pemain lain.
Begitupun di pertemuan kedua yang berlangsung di Etihad Stadium. Jumlah sentuhan Haaland hanya 26 kali dan masih jadi yang paling rendah, bahkan jika dibandingkan dengan Luka Modric yang hanya bermain 63 menit (45 sentuhan).
Bingung
Kiper Real Madrid pun bingung dengan hasil akhir pertandingan. Menurutnya, Madrid sudah sangat bersiap dengan strategi mereka, tetapi justru bisa kebobolan empat kali.
“Untuk bisa menganalisis penyebab kekalahan secara lebih dalam, kami harus melihat kembali pertandingan ini,” katanya.
Padahal, Courtois telah melakukan tugasnya dengan baik. Ia berperan penting menjaga Haaland tidak bisa mencetak gol dalam dua pertemuan.
Di leg pertama, Courtois melakukan total dua penyelamatan dari dua peluang emas Haaland. Lalu di leg kedua, Haaland punya tiga kesempatan emas yang seluruhnya bisa dimentahkan oleh kiper timnas Belgia tersebut.
Proses Lima Gol ke Gawang Madrid
Total lima gol yang bersarang ke gawang Madrid dari dua pertemuan melawan Man City di musim ini.
Gol pertama di Santiago Bernabeu berasal dari tendangan keras Kevin de Bruyne dari luar kotak penalti. Saat itu, padahal banyak pemain Madrid di kotak penalti mengantisipasi penetrasi pemain-pemain Man City.
Dua gol berikutnya lahir di Etihad Stadium, yang berasal dari kaki dan kepala Bernardo Silva. Inti dari gol ini kurang lebih sama, Bernardo lepas dari kawalan sehingga punya ruang tembak di kotak penalti.
Kemudian gol keempat berasal dari situasi bola mati. Mungkin karena terlalu fokus menjaga permainan Man City tidak berkembang dari situasi open-play, Madrid mengacuhkan skema bertahan dari bola mati. Hasilnya, Eder Militao salah antisipasi dan menyarangkan bola ke gawang sendiri.
Lalu gol kelima datang ketika Haaland justru sudah ditarik keluar. Julian Alvarez yang menggantikan posisinya seketika mudah lepas dari kawalan. Ia mencari ruang kosong di belakang pertahanan Madrid dan menceploskan bola dari jarak dekat.
“Kami harus mengakui bahwa Man City memang tim yang lebih baik daripada kami. Kami seperti kehilangan sesuatu,” kata bek kanan Real madrid, Dani Carvajal.