Info main bola 5 Pesepakbola Top Eropa yang Konflik dengan Pelatihnya, Nomor 1 Masih Hot

Info main bola 5 Pesepakbola Top Eropa yang Konflik dengan Pelatihnya, Nomor 1 Masih Hot
Info main bola

Info main bola – KONFLIK antara karyawan dan bosnya biasa terjadi di dunia kerja, tak terkecuali di dunia sepakbola. Hubungan pelatih dan pemain sering kali memburuk akibat ketidakcocokan antara keduanya.

Seperti yang diketahui, seorang pelatih biasanya memiliki filosofi dan gaya permainan mereka sendiri. Ketika pelatih datang ke sebuah klub, wajar saja jika ada pemain yang tidak sesuai dengan proyeknya. Terkadang, sang pelatih membicarakan hal tersebut dan meminta pemainnya untuk menemukan klub baru.
Namun, ketika seorang pelatih dan pemain yang tidak akur dipaksa untuk melakukan hal itu, ada peraasaan tidak enak muncul. Konflik tersebut telah terjadi berulang kali di masa lalu dan masih ada sampai saat ini.

Tanpa basa-basi lagi, berikut daftar pemain yang terlibat konflik dengan pelatihnya:

5. Iker Casillas – Jose Mourinho (Real Madrid)

Iker Casillas adalah seorang legenda Real Madrid. Dia telah mengabdi kepada klub Ibu Kota Spanyol itu sejak usianya masih muda. Namun, saat Jose Mourinho menukangi Los Blancos –julukan Madrid- pada 2010, mantan kapten Tim Nasional Spanyol itu terlibat konflik dengannya.

Konflik itu bermula pada salah satu laga melawan Barcelona pada Agustus 2011. Dalam laga panas bertajuk El Classico itu, Mourinho menusuk mata Tito Vilanova yang saat itu berstatus sebagai asisten pelatih lawan.

Perlakuan kasar pelatih asal Portugal itu pun menyulut kekecewaan dari Casillas. Menurutnya, tidak pantas bagi seorang pelatih profesional melakukan hal tersebut di muka umum. Setelah itu, hubungan keduanya pun memburuk dan sang kapten lebih sering duduk di bangku cadangan.

Akan tetapi, hubungan mereka kini telah membaik. Bahkan, Mourinho menjadi salah satu orang yang pertama kali menghubungi Casillas saat dia terkena serangan jantung beberapa tahun lalu.

4. Luke Shaw – Jose Mourinho (Manchester United)

Mourinho memang terkenal sebagai pelatih kontroversial karena sering bertengkar dengan pemainnya sendiri. Setelah terlibat konflik dengan Casillas di Real Madrid, Mourinho kembali memiliki hubungan yang buruk dengan anak asuhnya kala menukangi Manchester United.

Luke Shaw adalah sosok yang mempunyai hubungan kurang baik dengan Mourinho saat melatih di Old Trafford. Pemain asal Inggris itu dikritik pedas oleh sang pelatih saat konferensi pers setelah laga melawan Everton pada akhir musim 2016-2017. Info main bola

Mourinho berpendapat, bahwa Shaw tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk menjadi bek kiri pilihan utamanya. Menurutnya, kecerdasan pemain berusia 26 tahun itu kurang bagus karena tidak bisa memahami instruksi yang diberikannya.

Sejak saat itu, hubungan mereka pun kurang baik. Akan tetapi, Shaw, yang kini telah berkembang dan bermain sangat bagus bersama Man United dan Inggris, tetap mendapat kritik dari Mourinho. Penampilannya di Piala Eropa 2020 saat melawan Republik Ceko dianggap buruk oleh pelatih yang kini menukangi AS Roma itu.

Shaw dan teman-temannya pun bingung kenapa mantan pelatihnya itu terus mengkritiknya, padahal dia telah menjadi salah satu bek kiri kelas dunia. Akan tetapi, Mourinho mengakui, bahwa dia mungkin terlalu keras kepada mantan pemainnya itu dan mengucapkan selamat atas penampilan apik Shaw yang membawa Inggris ke partai puncak pada Piala Eropa 2020.

3. Yaya Toure – Josep Guardiola (Barcelona & Manchester City)

Hubungan Yaya Toure dan Josep Guardiola telah memanas sejak keduanya masih di Barcelona. Saat itu, sang pelatih lebih memilih Sergio Busquets untuk mengisi pos gelandang bertahan. Bahkan, pria asal Pantai Gading itu sempat dimainkan sebagai seorang bek sebelum akhirnya diizinkan pergi pada musim panas 2010 ke Manchester City.

Setelah itu, Toure menggila di Liga Inggris bersama Man City dan menjadi legenda di sana. Dia membuktikan kepada Guardiola dengan menjadi salah satu gelandang terbaik di Eropa.

Akan tetapi, kesialan kembali menimpa Toure. Pada 2016, Man City menunjuk Guardiola untuk menjadi pelatih. Alhasil, sang legenda Manchester biru pun tak didaftarkan dalam skuad Liga Champions pada musim yang sama.

Sontak hal tersebut membuat Toure kesal sampai agennya, Dimitri Seluk, turut berkomentar dalam keputusan kontroversial Guardiola itu. Seluk mengatakan akan memuji Guardiola sebagai pelatih terbaik di dunia jika Man City bisa menjadi juara Liga Champions pada musim itu. Menurutnya, Guardiola telah memalukan nama Toure dengan tidak mendaftarkannya di Liga Champions.

Setelah itu, Guardiola pun geram dan mengatakan kepada Toure bahwa dia tidak akan bermain lagi jika sang agen tidak minta maaf. Lalu, Toure pun minta maaf dan pergi dari Man City pada 2017.

Sampai sekarang hubungan keduanya belum membaik. Bahkan Toure juga sempat menyindir Guardiola soal perilakunya kepada pemain asal Afrika.

2. Angel Di Maria – Louis van Gaal (Manchester United)

Ketika Manchester United mengontrak Angel Di Maria pada musim panas 2014, dia adalah salah satu pemain sayap terbaik di planet ini. Pemain Argentina itu baru saja memainkan peran yang luar biasa dalam kemenangan Real Madrid di Liga Champions.

Di Maria memulai kariernya di Man United dengan baik. Kualitas individunya benar-benar memanjakan mata para penggemar Setan Merah –julukan Man United. Tapi, Louis van Gaal tidak tahu bagaimana menggunakan pemain seperti Di Maria. Bagi Van Gaal, semuanya tentang penguasaan bola atau passing menyamping dan ke belakang yang membuat pertandingan sangat membosankan untuk ditonton.

Alhasil, Di Maria pun kesal kepada pelatih asal Belanda tersebut. Menurutnya, Van Gaal tidak pernah memberikan pujian pada penampilannya, bahkan ketika dia mencetak gol atau assist.

Kelakuan Van Gaal pun akhirnya membuat Di Maria tidak betah dan hanya bertahan satu musim di Old Trafford. Setelah itu, dia bergabung dengan raksasa Prancis, Paris Saint-Germain (PSG).

1. Miralem Pjanic – Ronald Koeman (Barcelona)

Konflik terhangat tentu saja adalah perseteruan antara Miralem Pjanic dan Ronald Koeman. Pemain asal Bosnia-Herzegovina itu mengungkapkan sikap aneh sang pelatih setelah dia bergabung dengan Besiktas pada musim panas 2021 ini.

Pjanic mengatakan, bahwa Koeman tidak pernah memberi tahu apa yang diinginkannya. Dia tidak pernah menjalin komunikasi kepada mantan pemain Juventus itu untuk memberikan masukan atau mengkritik permainannya.

Padahal, Pjanic ingin cepat beradaptasi dengan Barcelona pada musim lalu. Namun, Koeman benar-benar tidak menjelaskan apa kemauannya. Alhasil, sang pemain pun menyerah dan memilih hengkang ke Liga Turki.

Seperti yang diketahui, Pjanic bergabung dengan Barcelona dari Juventus dengan transfer yang cukup membingungkan pada musim panas 2020. Klub Katalan itu menukar Arthur Melo, yang masih muda dengan pemain berusia 30 tahun. Lalu, Pjanic terbukti tidak cocok untuk Barcelona dan hanya menjadi starter di enam pertandingan Liga Spanyol pada musim debutnya di Camp Nou.

POKER, DOMINO 99, CAPSA, ADU Q, BANDAR Q, BANDAR POKER, SAKON