info main bola – Manchester United membuka musim 2020/2021 dengan hasil buruk. Setan Merah kalah dengan skor 1-3 atas Crystal Palace. United tidak menunjukkan performa yang bagus di laga ini.
Manchester United menelan kekalahan di laga perdana mereka di ajang Premier League musim ini. Padahal, mereka bermain di Old Trafford pada laga Sabtu (19/9/2020) malam itu.
Crystal Palace berhasil unggul terlebih dahulu melalui gol Andros Townsend di babak pertama, sebelum Wilfried Zaha mencetak dua gol di babak kedua. Setan Merah hanya bisa memperkecil ketertinggalan melalui gol Donny van de Beek.
Bagi Palace, mereka melanjutkan aksi impresifnya. Pada laga perdana, mereka menang dengan skor 1-0 atas Southampton. Palace mendapat enam poin dari dua laga awal di Premier League musim ini.
Pemenang: Wilfried Zaha
Wilfried Zaha pernah datang ke Old Trafford dan keluar sebagai pecundang. Namun, pada edisi kali ini, dia datang sebagai kapten Crystal Palace dan pulang sebagai pemenang.
Wilfried Zaha bermain sebagai penyerang bagi Palace. Sebuah peran baru untuknya. Pemain Pantai Gading itu tampil sangat bagus dan terus merepotkan pertahanan United.
Setelah penalti Jordon Ayew gagal dan harus diulang, Wilfried Zaha maju dan membuat Palace unggul 2-0. Pada menit ke-85, pemain 27 tahun menunjukkan skill berkelas sebelum membawa Palace menang dengan skor 1-3 di Old Trafford.
Pecundang: Victor Lindelof
Victor Lindelof kembali memberi bukti bahwa Manchester United butuh bek tengah baru. Pemain asal Swedia itu menjadi titik lemah di lini pertahanan United pada laga kontra Palace.
Pada proses gol pertama Palace, Lindelof hanya melihat bola melintas di atasnya. Lalu, pada proses gol ketiga, Lindelof gagal menahan laju Wilfried Zaha dalam duel satu lawan satu.
Jangan lupa, Victor Lindelof juga yang membuat United mendapat hukuman penalti karena melakukan handball.
Pecundang: Ed Woodward
Pasca kegagalan di Liga Europa musim 2020/2021 lalu, Ole Gunnar Solskjaer menyatakan butuh pemain baru. Akan tetapi, Ed Woodward tak kunjung memenuhi keinginan sang manajer.
Memang, Ed Woodward mampu membawa Donny van de Beek dari Ajax Amsterdam. Namun, pemain 23 tahun itu bukan incaran utama. Jadon Sancho dan Jack Grealish lah yang menjadi target utama.
Ed Woodward juga gagal membawa Jude Bellingham dan Sergio Reguilon ke Old Trafford. Kini, Ed Woodward harus mengerahkan segala upaya untuk bisa membawa Alex Telles dan satu winger baru untuk membuat United lebih kompetitif.
Pemenang: Dortmund
Yap, Dortmund menang tidak ikut bermain. Saat United kalah dari Palace, Die Borussien sedang pesta tiga gol atas Glabach pada laga perdana mereka di Bundesliga musim 2020/2021.
Namun, Dortmund jelas berada di atas angin usai kekalahan yang dialami United melawan Palace. Sebab, United akan makin bernafsu mengejar jasa Jadon Sancho. Apalagi, tuntutan fans juga makin tinggi untuk melihat pemain baru datang di Old Trafford.
Dortmund dalam posisi sangat bagus dalam negosiasi Jadon Sancho. Pemain 20 tahun tidak keberatan bertahan di Dortmund dan sikap klub sejak awal sangat jelas. Jadon Sancho tidak dilepas dengan harga di bawah 120 juta euro.
Pemenang: Roy Hodgson
Roy Hodgson memakai formasi 4-4-2 dan itu sangat tepat untuk melawan Manchester United. Formasi ini membuat Palace seimbang ketika harus melakukan serangan maupun saat bertahan.
Roy Hodgson tahu bahwa United lemah di sisi bek sayap dan itu mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Wilfried Zaha dan Androws Townsend. Kedua pemain menyumbang satu gol.
Manajer 73 tahun juga meminta anak asuhnya melakukan pressing sejak lini depan. Jordan Ayew banyak terlibat membantu pertahanan dengan mengganggu penguasaan bola pemain United.
Pecundang: Ole Gunnar Solskjaer
Solskjaer membuat pilihan yang tidak populer dengan memainkan Daniel James dan Scott McTominay. Kedua pemain dinilai tidak cocok dengan gaya bermain Palace yang menunggu di lini pertahanan.
Daniel James nyatanya tidak mampu memberi banyak ancaman. Scott McTominay pun gagal mengalirkan bola dengan baik. Situasi baru berubah ketika Donny van de Beek masuk di babak kedua.
Satu hal lain yang menonjol dari pria asal Norwegia adalah keputusan untuk tetap duduk di bench. Solskjaer tak nampak sering berdiri, berteriak, dan memberi instruksi dari pinggir lapangan.