info main bola Mengulik Rahasia Bayern Munchen: Tetap Tangguh Saat Tim Besar Lain Bapuk, Kok Bisa?

Mengulik Rahasia Bayern Munchen: Tetap Tangguh Saat Tim Besar Lain Bapuk, Kok Bisa?
Mengulik Rahasia Bayern Munchen: Tetap Tangguh Saat Tim Besar Lain Bapuk, Kok Bisa?

info main bola – Bayern Munchen boleh menyombongkan trofi Liga Champions 2019/20 yang baru saja mereka raih. Ketika tim-tim raksasa lain kesulitan dan merosot, Bayern tetap tangguh dan konsisten, juara tanpa banyak bersuara.

Trofi ini pun terasa lebih istimewa lagi karena Bayern menyempurnakan treble winner musim ini. Sebelumnya mereka telah menjuarai Bundesliga dan DFB-Pokal, bukti dominasi total.

Mengutip Fox Sports, Bayern sekarang terbukti sedang menanjak, langkah yang ganjil ketika tim-tim besar lain terbukti sedang menurun. Anehnya, Bayern melakukannya tanpa perlu menghambur-hamburkan uang.

Mengapa demikian? Apa yang dimaksud? Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!

Perencanaan matang
Tercatat, starting XI yang diturunkan Bayern di semifinal Liga Champions lalu hanya bernilai total 80 juta pounds. Sebagai perbandingan, angka itu bahkan tidak sampai sepertiga biaya transfer Neymar ke PSG, dan hampir separuh biaya transfer Kylian Mbappe.

Jika jangkauannya diperluas, hampir semua tim-tim besar terus belanja gila-gilaan. Ada Barcelona yang mendatangkan dua pemain dengan total lebih dari 100 juta pounds, ada Real Madrid yang juga membayar lebih dari 100 juta pounds untuk Eden Hazard.

Lalu ada Juventus yang mengeluarkan banyak uang untuk Cristiano Ronaldo, juga Manchester United yang membeli Harry Maguire plus beberapa pemain lain. Bahkan, Arsenal pun mengeluarkan sampai 72 juta pounds untuk Nicolas Pepe tahun lalu.

Singkatnya, ketika klub-klub besar lain terus belanja pemain dalam satu dekade terakhir, Bayern memilih pembelian mereka dengan hati-hati.

Revolusi skuad
Masih mengutip Fox Sports, proyek perkembangan skuad Bayern tidak hanya mengandalkan uang segudang, mereka pun menyiapkan proyek besar dengan hati-hati dan perlahan-lahan.

Mereka mencari pengganti Arjen Robben dan Franck Ribery dengan tepat. Ada Serge Gnabry, pemain yang dicap gagal di Arsenal, juga Ivan Perisic, pemain yang seharusnya telah memasuki ujung kariernya, buangan dari Inter Milan.

Lalu ada Kingsley Coman, yang baru saja jadi pahlawan di final UCL dini hari WIB tadi. Plus Philippe Coutinho, yang merupakan bagian dari kesalahan proyek transfer Barca, Bayern mau meminjamnya.

Jika diamati, dalam empat winger ini ada kombinasi pemain muda dengan pemain berpengalaman. Kombinasi inilah yang jadi nada dasar pembangunan skuad Bayern secara menyeluruh.

Senior-Junior
Manuel Neuer, David Alaba, dan Jerome Boateng masih dipercaya jadi starter, tapi Alaba harus rela digeser jadi bek tengah demi memberi ruang untuk Alphonso Davies, bakat muda asal Kanada.

Lalu, di lini tengah ada Leon Goretzka dalam peran gelandang box-to-box, bermain di samping Thomas Muller dan Thiago Alcantara. Kombinasi trio ini sempurna, indah, tangguh, plus cerdas.

Kombinasi ini disempurnakan oleh Robert Lewandowksi, striker mematikan yang telah mencetak 55 gol dalam 47 pertandingan musim ini. Di sektor mana pun dalam skuad Bayern, ada kombinasi pemain muda dan pemain berpengalaman.