InfoMainBola – 5 Pelajaran Italia vs Makedonia Utara. Italia kalah di tangan Makedonia Utara dalam laga semifinal play-off kualifikasi Piala Dunia 2022, Jumat (25/3/2022) dengan skor 0-1. Ini bukan hasil yang diprediksi oleh banyak orang sebelum pertandingan digelar.
Bermain di Renzo Barbera, dengan dukungan penuh warga Italia, Gli Azzurri tampak percaya diri melancarkan serangan ke Makedonia Utara. Mereka mengurung sang tamu di wilayahnya sendiri dan terlihat seperti akan memenangkan pertandingan.
Namun begitulah sepak bola. Catatan di atas kertas seringkali tak berlaku dan kejutan bisa tersaji dalam partai layaknya David vs Goliath ini. Pada masa injury time, Makedonia Utara berhasil mencetak gol dan menang dengan skor 1-0.
Ada lima pelajaran menarik yang perlu Bolaneters ketahui dari kekalahan Italia ini. Silahkan scroll ke bawah untuk menyimak informasi selengkapnya.
Kekurangan Stok Penyerang Berkualitas
32 tembakan dibukukan Italia pada pertandingan ini. Ya, anda tidak salah baca. Sekali lagi, 32 tembakan. Hanya lima yang mengarah tepat ke sasaran dan ini adalah bukti bahwa lini serang Italia sedang bermasalah.
Kalau dilihat lagi, Italia kekurangan seorang pencetak gol ulung dan berdarah dingin pada sektor ini. Seseorang yang bisa jadi sosok pembeda dan mencetak gol penentu kemenangan saat dibutuhkan.
Giacomo Raspadori belum bisa dijadikan andalan, Matteo Politano bukan tipikal penghasil 25 gol dalam semusim. Sama halnya seperti Lorenzo Insigne dan Domenico Berardi. Bahkan Federico Chiesa pun bukan seorang pencetak gol ulung.
Mari telaah penyerang lainnya, seperti Andrea Belotti. Bomber Torino ini sempat menunjukkan potensi tapi menurun seiring berjalannya waktu. Moise Kean pun melempem di Juventus. Simone Zaza sudah menghilang. Masak Italia harus bertaruh pada Mario Balotelli lagi?
Ciro Immobile yang Terus Mengecewakan
Ciro Immobile sengaja tidak disebut dalam poin pertama. Pemain ini lebih menarik untuk dibahas secara terpisah karena tidak bisa dimungkiri, ia paling mengecewakan di antara semua penyerang Italia saat ini.
Ketika berbicara soal penyerang berdarah dingin di depan gawang, bomber ulung pencetak gol penentu kemenangan, Immobile memenuhi semua standar itu. Ia menghasilkan 254 gol sepanjang karier bermainnya di level klub.
Immobile mengantongi tiga gelar Cappocannoniere, dan bahkan sempat menjadi pemenang Sepatu Emas. Tapi entah apa yang merasukinya setiap kali dipercaya menjadi striker utama di Italia.
Ia menjelma menjadi striker medioker setiap kali harus memperkuat Gli Azzurri di pentas internasional. Dalam laga kontra Makedonia Utara, ia melepaskan tembakan sebanyak tujuh kali dan enam di antaranya bisa diblok pemain lawan.
Perjuangan Sia-sia Marco Verratti
Fans Italia patut kecewa karena kekalahan ini. Namun yang paling pantas merasakannya adalah Marco Verratti. Ia tidak membutuhkan gol untuk membuktikan kalau dirinya adalah penampil terbaik di pertandingan ini.
Verratti menjadi motor serangan Italia. Beberapa kali umpan-umpan cemerlangnya memanjakan barisan penyerang Italia, khususnya Domenico Berardi. Gelandang andalan PSG itu benar-benar tampil gigih selama pertandingan berjalan.
Namun, umpan-umpan cemerlang nan memanjakan itu tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para penyerang Italia. Jadi kalau ada yang pantas untuk merasa kecewa karena kekalahan ini, Marco Verratti-lah orangnya.
Bulan yang Buruk Buat Gianluigi Donnarumma
Donnarumma benar-benar jarang mendapatkan ancaman di pertandingan ini. Makedonia Utara terkurung di wilayahnya sendiri hampir selama duel berlangsung. Serangan balik pun bisa dinetralisir dengan baik oleh Alessandro Bastoni dkk.
Kalau dilihat lagi, gol yang dicetak Aleksandar Trajkovski pada masa injury time memang spesial, tapi tidak spektakuler. Kiper sekaliber Donnarumma seharusnya mampu menepisnya tanpa masalah.
Sungguh, ini bulan yang buruk buat Donnarumma. Ia baru saja menjadi dalang di balik tersingkirnya PSG dari Liga Champions dan kini harus menerima kenyataan bahwa Italia tidak bisa mengikuti Piala Dunia 2022, dan dia punya peran di balik kegagalan itu.
Tak Pernah Terjadi dalam Sejarah
Kekalahan ini membuka luka lama pendukung Italia. Ya, pada tahun 2017, mereka juga tersingkir di babak play-off kualifikasi Piala Dunia 2018 karena kalah dari Swedia dengan agregat skor 0-1.
Roberto Mancini datang dan memberikan harapan. Italia bisa mencapai babak semifinal UEFA Nations League dan bahkan memenangkan Euro 2020 pada pertengahan tahun 2021 lalu. Sedihnya, mereka tetap tak bisa lolos ke Piala Dunia 2022.
Dengan ini, Italia gagal mengikuti ajang empat tahunan itu dua kali berturut-turut. Tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah panjang Italia di pentas internasional yang selalu dihiasi oleh prestasi.